Oleh Dan Brown
Tak satu pun seperti terlihat - di balik setiap sudut terdapat kejutan yang menegangkan.
Ketika satelit baru NASA menemukan bukti dari sebuah objek amat langka yang terkubur jauh di dalam lapisan es Arktika, lembaga antariksa yang sedang terlilit kesulitan mengumumkan sebuah kemenangan yang amat mereka butuhkan ... kemenangan yang memberikan dampak yang begitu besar bagi kebijakan ruang angkasa Amerika Serikat dan pemilihan presiden yang akan datang. Untuk memverifikasi kebenaran penemuan tersebut, Presiden mengirim analis intelijen Gedung Putih, Rachel Sexton, ke dataran es itu. Ditemani sekelompok pakar, termasuk akademisi karismatis Michael Tolland, Rachel membongkar penipuan ilmiah yang tak terbayangkan - sebuah muslihat erani yang dapat mendorong dunia ke dalam pertikaian.
Tetapi sebelum Rachel dapat menghubungi Presiden, dia dan Michael diserang oleh sekelompok pembunuh mematikan yang dikendalikan oleh seorang tokoh penguasa misterius yang akan melakukan apa saja demi menyembunyikan kebenaran. Keduanya berupaya menyelamatkan diri dengan melarikan diri dari lingkungan yang begitu terpencil dan berbahaya itu. Satu-satunya harapan bagi kelangsungan hidup mereka adalah menemukan tokoh di balik penipuan yang amat berani itu. Kebenaran yang sesungguhnya, seperti yang mereka temukan kemudian, adalah muslihat yang paling menggemparkan dari apa pun juga.
Yakkk, begitu kira-kira jalan ceritanya. Saya membaca buku ini beberapa tahun yang lalu. Setahun setelah membelinya. Heeheh...
Seperti thriller - thriller karya Dan Brown sebelumnya, mengalir dengan perubahan alur yang enak diikuti, menengangkan, namun kurang kejutan. Masih dengan konflik yang begitu-begitu saja. Yang membuat saya tercengang adalah muslihatnya. Bagaimana membuat itu? Benarkah bisa dilakukan? Mengesankan. Bisa-bisanya.... Membuat saya tersenyum geleng-geleng.
Kalau dibandingkan dengan Digital Fortress, buku ini telah mengalami kemajuan di sisi menghadirkan lebih ketegangan. Namun bagi saya, cerita yang terbaik dari Dan Brown adalah Angels and Demons.
Ngomong-ngomong, sampai sekarang saya belum menyelesaikan Da Vinci Code. Melihat filmnya sebelum membaca novelnya, benar-benar merusak mood saya membaca :p
0 Comments:
Post a Comment